Catatan dari Bumi Serambi Madinah
Di penghujung tahun 2011, saya berkesempatan menyambangi kota yang mendapat julukan sebagai Bumi Serambi Madinah, yaitu kota Gorontalo. Keterlibatan dalam sebuah proyek dari salah satu kementrian di Indonesia mengharuskan saya menetap di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, selama hampir satu bulan. Selain menjalankan tugas, saya pun menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa objek wisata dan tentunya mencoba berbagai macam kuliner khas Gorontalo maupun Sulawesi. Ada beberapa catatan yang mungkin akan bermanfaat jika Anda ingin mengunjungi Gorontalo.
Kuliner
Jangan kaget ketika Anda mencicipi makanan kuah, seperti bakso dan soto. Kenapa? Karena Anda tidak akan menemukan rasa dalam kuah makanan tersebut. Di sana, pembeli dibiarkan untuk meracik sendiri rasa makanan dengan garam, vetsin, sambal, dan kecap yang sudah disediakan di meja. Saya sempat bertanya kepada beberapa penduduk mengenai hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa selera orang berbeda-beda, jadi biarlah para pembeli sendiri yang menentukan rasa makanan yang mereka inginkan.
Jika Anda sudah berada di Gorontalo, Anda pun harus mencoba makanan khas Gorontalo, yaitu Binte Biluhuta (milu siram/jagung siram). Binte Biluhuta berisi jagung dan ikan yang disuwir, kemudian disiram dengan kuah. Selain itu, Anda juga bisa menemukan beberapa makanan khas Sulawesi lainnya seperti Coto Makassar dan Tinutuan (bubur Manado). Tentunya, rasa semua makanan tersebut juga harus Anda racik sendiri.
Transportasi
Transportasi darat yang ada di Gorontalo adalah bentor (becak motor) dan angkot (penduduk lokal biasa menyebutnya sebagai taksi). Angkot digunakan sebagai transportasi jarak jauh, sedangkan bentor untuk jarak yang lebih dekat. Jika menggunakan bentor, sebaiknya Anda sudah mengetahui berapa ongkos yang harus Anda bayar hingga sampai ke lokasi dan bayarlah dengan uang pas. Hal ini untuk mengantisipasi pengemudi bentor atau pun supir angkot yang tidak jujur. Di Jakarta, biasanya Anda mengatakan “kiri” saat Anda ingin turun dari angkot. Namun, saat Anda di Gorontalo, kata yang harus Anda ucapkan adalah “muka”.
Bentor
Tempat Wisata
Tempat wisata yang sempat saya kunjungi adalah Pulau Saronde dan Pulau Lampu yang terletak di Kecamatan Ponelo, Kabupaten Gorontalo Utara, sekitar 50 km dari Kota Gorontalo. Jika Anda berkunjung ke Gorontalo Utara, maka sempatkanlah mengunjungi gugusan pulau yang ada di sana. Anda akan menyaksikan pemandangan pesisir dengan pasir putihnya. Tempat wisata lain yang bisa Anda kunjungi antara lain, Benteng Otanaha, Monumen Pahlawan Nani Wartabone dan rumah adat Gorontalo, yaitu Dulohupa. Semua objek wisata itu terletak di Kota Gorontalo.
Pulau Lampu
Buah tangan
Tidak lengkap rasanya jika mengunjungi suatu daerah tanpa membawa buah tangan untuk teman maupun sanak saudara. Yang identik dari Gorontalo adalah Kain Kerawang. Kain Kerawang yang dijual dipasaran masih berupa bahan dan tidak ada yang dijual dalam bentuk pakaian jadi. Selain buah tangan berupa kain, Anda juga bisa membeli Kue Pia sebagai oleh-oleh. Kain Kerawang dan Kue Pia bisa Anda temukan di Pasar Sentral yang ada di Kota Gorontalo.
Jadi, tertarikah Anda mengunjungi Gorontalo?
Depok, 29 Januari 2012
nama makannya susah nyebutinnya. 😦
bentor (becak motor) dan angkot (taksi). :))
mau dong di kasih kain kerawang 🙂
LikeLike
Jangan kan nama makanan, nama daerah” di sana ajah susah nyebutinnya. Belibet di lidah.
Hahaha, beli kain kerawangnya untuk yang perempuan. hihihihi.
LikeLike
gpp aku kasih ya nanti ama aku buat mak aku atau pacara aku :))
LikeLike
hahaha, niat banget mintanya. dikirim lewat email dah. 😀
LikeLike
Mantappp….
I Like this post….
penilaian positif terhadap Gorontalo-nya kerenn…
I love Hulondalo….
LikeLike
Wh, Ti Rara orang Gorontalo toh?
Iyo, soalnya kita so jatuh cinta dengan Gorontalo, meski hanya 1 bulan. ^^
LikeLike
ini kaya yg ai ke gorontalo juga bukan?
LikeLike
Iya. Mba Titin. Aku teman perjalanannya Ka Ai saat di Gorontalo. :))
LikeLike
Kalo diserahkan ke pembeli untuk cita rasa, berarti masakannya rasa tawar semua, gak punya rasa khas jadi gak asik dong, 🙂
Katanya Gorontalo penghasil jagung terbesar ya.
LikeLike
Hehe, iyah. Saya pun sempat bilang, “berarti nggak ada rasa khasnya donk”.
Saat saya makan Coto Makassar disana, juga ga ada rasanya. Saya nggak tau deh klo di Jakarta, Coto Makassarnya ada rasanya apa nggak. :))
Iya. Gorontalo emang penghasil jagung. Makanan khasnya pun berasal dari jagung.
LikeLike
Pingback: Ini dia makanan yang saya cicipi saat di Gorontalo « hujantanpapetir
Pingback: Makanan Ini Bisa Ditemukan di Gorontalo | hujantanpapetir
Hahaa, gaga ini artikell, boleh m copas sedikit m bken artikel di web saya 😀
LikeLike